Lake Toba Writers Festival Kembali Digelar untuk Kali Ketiga

Penulis: Dian Maas Saputra | Editor: Efry Nasaktion

Budi Hutasuhut (kiri), penyair asal Padangsidimpuan, Dorothe Rosa Herliany, penyair asal Magelang, Boru Situmorang, kemenakan Sitor Situmorang, dan Amol Titus, inisiator Danau Toba Writer Festival dalam acara Danau Toba Writer Festival  tahun 2024.

Lake Toba Writers Festival (Festival Penulis Danau Toba/FPDT) kembali digelar untuk ketiga kalinya, 10-13 September 2025.Festival yang disajikan dalam tiga bahasa: Batak, Indonesia, dan Inggris ini mempertemukan para penulis, pengarang, dan penyair dari berbagai belahan dunia. 

Lake Toba Writers Festival (Festival Penulis Danau Toba) digagas oleh Amol Titus, penulis, pengarang, penyair yang juga CEO Indonesia Wise -- sebuah perusahaan yang bergerak di bidang konsultan strategis. Penulis sejumlah buku sastra ini, kelahiran Jaipur, India, pada tahun 1967 itu, menyampaikan gagasannya kepada Saut Poltak Tambunan, seorang novelis yang belakangan mengembangkan sastra daerah berbahasa Batak. 

Saut Poltak Tambunan menyambut gagasan itu sebagai ide luar biasa untuk mengangkat sastra berbahasa Batak, sesuatu yang sudah lama didambakannya. 

"Gagasan mempertemukan pengarang dengan pembaca di Danau Toba ini memiliki banyak manfaat bagi pengembangan dunia kepenulisan maupun pengembangan bahasa Batak," katanya. 

Thompson Hs, budayawan dan dramawan di Provinsi Sumatra Utara yang merevitalisasi Opera Batak sebagai warisan karya budaya leluhur masyarakat Batak, juga diajak dalam kepanitian Lake Toba Writers Festival. 

"Saya dan Pak Saut Poltak Tambunan bertemu Pak Amol Titus untuk mengkristalisasi sebuah event bertajuk Lake Toba Writers Festival," kata Thompson Hs. 

Berdasarkan rilis yang diterima Sinar Tabagsel dari penyelenggara Danau Toba Writers Festival, disebutkan bahwa sejak tahun 2023, puluhan penulis dari dalam negeri dan luar negeri telah terlibat dalam Lake Toba Writers Festival. 

Kegiatan ini menjadi salah satu festival sastra terkemuka di Indonesia karena berbagai karakteristik uniknya karena tidak hanya membicarakan festival penulis, tapi memberikan dukungan terhadap pelestarian warisan budaya seperti bahasa Batak lewat karya sastra berbahasa Batak dan penampilan Opera Batak. 

Selain itu, selama festival berlangsung, penyelenggara berkomitmen terhadap konservasi lingkungan karena tempat festival ini berdekatan dengan pantai Danau Toba. Maka, Festival Penulis Danau Toba juga mempromosikan pariwisata berkelanjutan di Danau Toba yang telah ditetapkan sebagai destinasi super prioritas oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. 

Festival ini mengadopsi praktik-praktik berkelanjutan seperti penanaman spesies pohon endemik, konservasi air, meminimalisir sampah plastik, menggunakan produk lokal, menyediakan kesempatan bagi masyarakat lokal dan UMKM, dan CSR dalam bentuk sumbangan buku untuk perpustakaan lokal, pengembangan kapasitas linguistik di sekolah-sekolah dan dorongan bagi penulis muda dari Sumatera Utara. 

Dalam Danau Toba Writers Festival 2025 yang akan diselenggarakan pada 10-13 September 2025, dibuka di Medan pada 10 September 2025 dengan sesi sastra dan pertunjukan Opera Batak. Para penulis kemudian akan melakukan perjalanan ke Pulau Samosir di pusat Danau Toba dan berinteraksi dengan para pembaca, guru, seniman kreatif, dan pecinta budaya.










Posting Komentar