![]() |
M. Anwar Dani Giawa, ketua Panitia Sayembara Esai Sanusi Pane |
Festival Sastra Sanusi Pane 2024, gelaran yang ditaja Bengkel Kreatif, memulai kegiatannya dengan mengumumkan Sayembara Menulis Esai Tingkat Nasional bertema Kontribusi Sanusi Pane Terhadap Perkembangan Dunia Intelektual di Indonesia.
Oleh : Admin
M. Anwar Dani Giawa, ketua panitia Sayembara Menulis Esai, mengaku keteter menerima ratusan kiriman naskah dari berbagai daerah karena para peserta mengirim serentak pada waktu bersamaan, beberapa hari sebelum batas waktu pengiriman berakhir pada 30 September 2024. "Ini hal baru bagi saya sebagai panitia sayembara karya sastra," kata mahasiswa Fakultas Sastra di Universitas Pamulang, Tangerang Selatan, saat ditemui di sekretariat Bengkel Kreatif di Kota Padangsidimpuan dalam persiapan pengumuman penutupan masa pengiriman naskah Sayembara Menulis Esai.
Ada 150 karya yang masuk ke email panitia, namun hanya 30 karya yang benar-benar layak disebut sebagai esai. Dari tiga puluh karya esai itu, Dani mengaku para pengirimnya berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Ada yang sudah punya nama besar sebagai penulis, tidak sedikit yang masih nama baru. "Semua esai itu bagi saya layak dibaca, tetapi penilaian ada pada tiga juri yang sudah kami tunjuk," kata Dani.
Tiga juri yang ditunjuk panitia adalah Dr. Roslina, S.S., M.Hum, seorang akademisi yang juga bekerja sebagai peneliti bahasa dan penggiat literasi di Balai Bahasa Sumatra Utara (BBSU). Beberapa tahun lalu, Roslina ikut dalam program kerja BBSU untuk mendorong Sanusi Pane menjadi pahlawan nasional dari Sumatra Utara. Namun, usaha yang dilakukan BBSU itu belum berhasil menjadikan Sanusi Pane sebagai pahlawan nasional.
"Pengetahuan Ibu Roslina tentang dinamika kehidupan dan kepeloporan Sanusi Pane sangat bagus," kata Dani. "Kami berharap, Ibu Roslina akan menemukan karya-karya esai yang mengangkat kontribusi Sanusi Pane terhadap perkembangan intelektualitas di Indonesia," katanya.
Selain Roslina, panitia juga mengundang Saut Situmorang sebagai juri. Penyair yang lebih dikenal sebagai kritikus sastra ini, sosok yang sangat perduli dengan masa depan perkembangan sastra di Tanah Air. "Kami berharap keberadaan Saut Situmorang akan membuat kualitas sayembara ini bertambah bagus," katanya.
Guna mendampingi dua juri tersebut, panitia juga melibatkan Budi P Hutasuhut (Budi P Hatees) sebagai juri. Sastrawan asal Padangsidimpuan yang juga pendiri Bengkel Kreatif ini diharapkan akan menjadi penyeimbang dua juri sebelumnya, sehingga hasil penjurian dari para juri akan lebih ketat dalam mengedepankan kualitas. "Kami serahkan penilaian karya-karya itu kepada tiga juri tersebut," kata Dani.
Menurut Dani, tiga juri sudah memberikan hasil penilaian masing-masing. Dari ketiga juri itu, diperoleh delapan karya esai yang layak jadi juara. Masing-masing juri memiliki nilai yang sama terhadap esai yang dikirim para peserta, namun panitia harus menetapkan enam esai untuk posisi juara 1 sampai 6. "Ada dua esai yang lebih sehingga perlu dinilai kembali delapan esai yang terpilih," katanya.
Dani mengatakan, sebagai panitia, ia tidak mencampuri apa yang dilakukan para juri. Para juri sendiri tidak tahu siapa yang menulis esai yang mereka nilai, karena setiap esai yang dikirimkan ke juri tidak disertai nama penulisnya. "Penilaian juri benar-benar melihat karya esai, bukan melihat siapa penulisnya," katanya.
Peluncuran Buku
Para pemenang Sayembara Esai Sanusi Pane sudah ditetapkan, namun Dani mengatakan pengumuman pemenang itu akan disampaikan pada puncak acara Festival Sastra Sanusi Pane 2024 yang akan digelar pada Minggu, 27 Oktober 2024.
Posting Komentar