BKM Dapat Fasilitas Bantuan Pemerintah Bidang Kebahasaan dan Kesastraan: Penguatan Komunitas Sastra Tahun Anggaran 2024 Periode II Juni—Oktober.

 


Bengkel Kreatif Menulis (BKM), komunitas para penulis di Kota Padang Sidimpuan, terpilih menjadi salah satu dari puluhan komunitas di Indonesia yang memperoleh Bantuan Pemerintah Bidang Kebahasaan dan Kesastraan: Penguatan Komunitas Sastra Tahun Anggaran 2024 Periode II Juni—Oktober. 

Penulis: M.  Anwar Dhani

Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menetapkan Bengkel Kreatif Menulis (BKM) sebagai salah satu komunitas sastra yang  memperoleh Bantuan Pemerintah Bidang Kebahasaan dan Kesastraan: Penguatan Komunitas Sastra Tahun Anggaran 2024 Periode II Juni—Oktober. 

Komunitas sastra yang beraktivitas di Kota Padang Sidimpuan sejak 2016 ini dinyatakan lulus seleksi yang tertera dalam Surat Keputusan Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Nomor: 1170/I2/BS.00.02/2024 bersama 43 komunitas sastra yang ada di seluruh Indonesia. 

Program ”Bantuan Pemerintah Bidang Kebahasaan dan Kesastraan: Penguatan Komunitas Sastra” ini berupa fasilitasi dan penghargaan sebagai program perdana Bantuan Pemerintah. BKM dan puluhan komunitas sastra mendapatkan bantuan setelah melalui rangkaian seleksi administrasi dan substansi yang ketat dan akuntabel.

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Imam Budi Utomo,  mengatakan komunitas sastra sangat penting untuk membangun karakter daerah masing-masing. Karya-karya sastra yang mengungkit kearifan lokal sangat dinanti sebagai kekayaan seni budaya Indonesia.

”Keberadaan komunitas sastra sebagai wadah para sastrawan untuk saling asah, asih, asuh, dan produksi karya sastra dari para sastrawan bagaikan dua sisi mata uang yang saling berkaitan,” katanya.

Hady K Harahap, Ketua BKM,  mengungkapkan pihaknya sudah sering mengajukan diri untuk mendapatkan bantuan pemerintah namun selalu gagal karena ketatnya seleksi yang dilakukan. 

“Tiap tahun, Kemendikbud Ristek rutin memfasilitasi kegiatan para pelaku seni secara individu maupun komunitas atau lembaga yang ingin menuangkan ide-ide kreatifnya demi kemajuan serta pelestarian nilai-nilai lokal kebudayaan Indonesia. Selama empat tahun belakangan, kami selalu mencoba peruntungan begitu mendengar kabar Kemendikbud Ristek membuka kesempatan berharga itu.  Setelah berkali-kali mengalami penolakan, akhirnya tahun ini kami berhasil mendapatkannya,” kata Hady Kurniawan Harahap, yang biasa menulis karya sastra dengan memakai nama Bang Harlen.

Menurut Hady, dana bantuan tersebut akan dipergunakan BKM untuk menggelar Festival Sanusi Pane yang terdiri dari beberapa fragmen kegiatan seperti seminar sastra, sayembara menulis karya sastra, kemah sastra mahasiswa dan pelajar, serta perkenalan sastra ke sekolah-sekolah yang ada di Kota Padang Sidimpuan. Seluruh rangkaian acara Festival Sanusi Pane akan berjalan selama September hingga Oktober mendatang.

"Ide menghidupkan Festival Sanusi Pane muncul sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi Sanusi Pane sebagai seorang sastrawan yang besar di Kota Padang Sidimpuan, juga sebagai satu upaya memperkenalkan serta membangkitkan kembali gairah sastra di Kota Padang Sidimpuan yang telah layu sekian lama," katanya. 

Hady yang baru saja menjadi imerging dalam Balige Writer Festival (Festival Penulis balige) 2024, mengatakan Kota Padang Sidimpuan banyak melahirkan sastrawan-sastrawan yang selalu meramaikan geliat sastra di Indonesia seperti Sutan Pangurabaan Pane, Sutan Martua Radja, Sutan Hasundutan Ritonga dari generasi sebelum Balai Pustaka. Lalu muncul Merari Siregar pada periode Balai Pustaka, kemudian ada  Sanusi Pane dan Armijn Pane dari generasi Pujangga Baru. 

Generasi sesudahnya lahir nama-nama seperti Ida Nasution, Bokor Hutasuhut, Sori Siregar, Masur Samin Siregar, Pamusuk Eneste, Hanna Rambe, S.Baya, dan lain sebagainya. Tak sedikit pula sastrawan nasional yang pernah menimba ilmu di Kota Padang Sidimpuan seperti Iwan Simatupang, penulis novel Merahnya Merah, atau Ashady Siregar  dengan novel fenomenalnya Cintaku di Kampus Biru dan Menolak Ayah,dan lain sebagainya.

"Nama-nama mereka tak membekas di benak generasi muda Padang Sidimpuan. itulah yang  menjadi motor utama mengapa BKM ingin merealisasikan kegiatan Festival Sanusi Pane. Harapannya, kelak akan muncul kembali tokoh-tokoh baru dalam dunia literasi dan kesusastraan yang kembali memberi warna pada kancah nasional," kata Bang Harlen.


Posting Komentar